Friday, 15 Aug 2025

Manajemen Keuangan untuk Pemilik Usaha Kecil

4 minutes reading
Friday, 15 Aug 2025 10:22 2 Admin22

Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, biaya operasional yang naik, dan perubahan tren belanja yang cepat, pemilik usaha kecil dituntut untuk lebih cermat mengelola keuangan. Apalagi di era digital, di mana pelanggan bisa dengan mudah beralih ke kompetitor hanya lewat satu klik. 

Sekarang, tantangannya bukan hanya menjual produk yang laku, tapi memastikan setiap rupiah yang keluar dan masuk terkelola dengan baik agar usaha tetap sehat dan bisa berkembang.

Banyak pelaku usaha kecil sebenarnya punya ide dan produk yang bagus, tetapi tumbang bukan karena tidak laku, melainkan karena keuangan yang berantakan. Di sinilah pentingnya manajemen keuangan mulai dari merencanakan, memantau, dan mengendalikan arus uang usaha dengan disiplin. 

Pemilik usaha kecil pun perlu mengelola keuangan layaknya perusahaan besar, tapi dengan cara yang efektif, efisien, dan adaptif.

1. Merancang rencana bisnis

Langkah awal yang tidak boleh dilewatkan adalah merancang rencana bisnis. Anggap ini sebagai “peta perjalanan” usahamu. Tanpa rencana yang jelas, kamu seperti berlayar tanpa kompas.

Mulailah dengan membuat pegangan anggaran. Rinci semua kebutuhan yang diperlukan: sewa tempat, pembelian bahan baku, biaya produksi, gaji karyawan, biaya distribusi, hingga promosi. Jangan lupa masukkan biaya operasional rutin seperti listrik, internet, dan perawatan peralatan.

Saat ini, banyak pelaku UMKM memanfaatkan aplikasi akuntansi digital untuk membuat proyeksi anggaran lebih cepat dan akurat. Ini membantu mencegah kebocoran dana dan mempermudah pelaporan keuangan jika nanti ingin mengajukan pinjaman modal ke bank atau investor.

2. Analisis rencana keuangan bisnis

Setelah anggaran tersusun, analisis apakah modal yang ada cukup. Jika setelah dihitung masih ada kekurangan, tentukan sumber modal tambahan. Modal ini bisa digunakan untuk menambah stok barang, renovasi tempat usaha, membeli peralatan baru, atau bahkan membuka cabang.

Sumber modal bisa berasal dari:

a. Dana pribadi

b. Pinjaman online untuk bisnis bank atau fintech resmi

c. Investor

d. Modal ventura untuk startup yang ingin tumbuh cepat

Berdasarkan data OJK 2025, tren pinjaman usaha mikro dari platform digital meningkat hampir 30% karena prosesnya lebih cepat dibandingkan pinjaman bank konvensional. Namun, bunga dan ketentuannya perlu dibandingkan agar tidak membebani arus kas.

3. Pisahkan rekening usaha dan pribadi

Ini adalah kesalahan umum yang masih sering dilakukan pelaku usaha kecil: mencampur uang pribadi dan uang usaha. Akibatnya, sulit membedakan mana keuntungan, mana modal, dan mana pengeluaran pribadi.

Buka rekening khusus usaha di bank. Dengan begitu, semua transaksi usaha terekam jelas, memudahkan pencatatan, pelaporan pajak, dan analisis keuntungan. Kamu bisa gunakan Neo Bisnis dari neobank khusus untuk rekening usahamu. 

4. Perhatikan arus kas

Dalam dunia bisnis, cash flow adalah nyawa. Sekalipun penjualan besar, jika pembayaran dari pelanggan tersendat atau biaya operasional membengkak, usaha bisa kolaps. Pastikan pemasukan cukup untuk membiayai semua kebutuhan operasional harian.

Kamu juga bisa minta pembayaran DP minimal 50% untuk pesanan besar, negosiasi pembayaran ke pemasok lebih fleksibel, dan catat semua pemasukan dan pengeluaran setiap hari

Banyak pelaku usaha kecil kini memanfaatkan sistem pembayaran QRIS yang terhubung langsung ke dashboard penjualan. Ini memudahkan pemantauan arus kas harian secara real-time.

5. Diversifikasi sumber pendapatan

Pendapatan yang bergantung pada satu sumber sangat berisiko. Pasar bisa berubah, tren bisa bergeser, dan pesaing baru bisa muncul kapan saja. Maka, buatlah variasi sumber pemasukan.

Misalnya:

a. Jika menjual AC, tambahkan layanan servis dan cuci AC

b. Jika punya kedai kopi, jual juga produk kopi kemasan atau merchandise

c. Jika punya toko bunga, sediakan juga jasa dekorasi acara

Di era media sosial, diversifikasi bisa dilakukan dengan menjual produk secara online sekaligus offline. Bahkan, live selling di TikTok kini jadi sumber pendapatan tambahan yang cukup signifikan bagi banyak pelaku UMKM.

6. Siapkan dana darurat usaha

Dana darurat tidak hanya penting bagi individu, tapi juga bagi bisnis. Dana ini berguna untuk menutupi biaya tak terduga, seperti peralatan rusak, kenaikan harga bahan baku, atau penurunan penjualan mendadak. Idealnya, siapkan dana darurat setara 3–6 bulan biaya operasional. Simpan di rekening terpisah yang mudah diakses.

Manajemen keuangan yang rapi dan terukur adalah fondasi bagi setiap pemilik usaha kecil untuk bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Dengan merancang rencana bisnis, menganalisis kebutuhan modal, memisahkan rekening usaha, menjaga arus kas, melakukan diversifikasi pendapatan, dan menyiapkan dana darurat, usaha kecil bisa bertumbuh lebih sehat dan berkelanjutan.

Jika butuh pinjaman online untuk bisnis untuk dapat tambahan modal usaha, kamu bisa memanfaatkan pinjaman usaha bunga ringan di neobank dengan tenor hingga 12 bulan dari Bank Neo Commerce. Dengan limit sampai dengan Rp15 juta, mengajukan pinjaman dengan mudah dan pencairannya pun cepat. 

Meski prosesnya mudah dan pinjaman dana cepat cair, pengajuan tetap melalui evaluasi kelayakan untuk menjaga keamanan pengguna dan mencegah risiko kredit bermasalah.

Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store dan ajukan pinjaman di Neo Pinjam sekarang. Kunjungi link Neo Pinjam untuk tahu info lengkap serta syarat & ketentuan mengenai Neo Pinjam.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA