Thursday, 19 Jun 2025

Emas Sentuh Rekor Tertinggi, Siap Menuju $3.000

3 minutes reading
Tuesday, 18 Mar 2025 21:25 34 Admin22

HALOTANGERANG – Pada Kamis (13/3), harga emas mengalami lonjakan signifikan, mencapai rekor baru di $2.985 per troy ounce, mendekati level psikologis $3.000. Ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas. Saat ini, pasangan XAU/USD diperdagangkan sekitar $2.983, dengan kenaikan harian sebesar 1,70%.

Menurut analisis Andy Nugraha, analis dari Dupoin Indonesia, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren bullish untuk XAU/USD masih kuat. Dengan kondisi ini, ada potensi harga emas untuk menembus level $3.000. Namun, jika momentum bullish melemah dan terjadi pembalikan arah, harga emas bisa turun hingga mencapai level $2.934 sebagai target penurunan terdekat.

Kenaikan harga emas ini dipicu oleh ketidakpastian global yang terus berlanjut, terutama terkait kebijakan perdagangan AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Pendekatan agresif Trump terhadap sekutu dan lawan dagangnya, termasuk penerapan dan pencabutan tarif impor secara fluktuatif, telah menarik minat investor untuk beralih ke aset safe-haven seperti emas. Lonjakan harga emas juga didorong oleh pernyataan beberapa pejabat AS yang memberikan sinyal beragam mengenai dampak kebijakan perdagangan terhadap ekonomi. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menegaskan bahwa pernyataannya tentang “periode detoks” tidak menunjukkan indikasi resesi. Sementara itu, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyatakan bahwa jika resesi terjadi, itu adalah konsekuensi yang sepadan untuk mendukung kebijakan pemerintahan Trump.

Ketidakpastian ini menyebabkan aksi jual di pasar saham AS, sementara investor beralih ke aset safe-haven, termasuk emas dan Yen Jepang (JPY). Di sisi lain, data ekonomi AS menunjukkan hasil yang bervariasi. Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) melaporkan bahwa inflasi di sektor produsen relatif stagnan, dengan sedikit penurunan. Namun, jumlah klaim tunjangan pengangguran mingguan justru mengalami penurunan, menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja.

Menjelang pekan depan, pelaku pasar akan memperhatikan rilis data Sentimen Konsumen Universitas Michigan (UoM) untuk bulan Maret. Namun, fokus utama tetap pada keputusan kebijakan moneter Federal Reserve. Bank sentral AS ini diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap, memperbarui proyeksi ekonomi, dan memberikan panduan lebih lanjut mengenai arah kebijakan melalui dot plot yang terkenal.

Di pasar obligasi, imbal hasil surat utang AS tenor 10 tahun turun empat setengah basis poin menjadi 4,270%, setelah sebelumnya mengalami kenaikan. Sementara itu, imbal hasil riil AS, yang berkorelasi terbalik dengan harga emas, naik satu basis poin ke 1,99%, memberikan sedikit tekanan pada kenaikan harga emas.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan teknikal, emas masih memiliki peluang untuk melanjutkan tren kenaikannya hingga mencapai level $3.000. Namun, para investor perlu waspada terhadap kemungkinan koreksi harga jika tekanan jual meningkat atau jika ada kejutan dari keputusan kebijakan Federal Reserve dalam waktu dekat. (*)

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA