Jakarta, 24 Oktober 2025 — Kedutaan Besar India di Jakarta, bekerja sama dengan India Chamber of Commerce in Indonesia (IndCham) dan India Club Jakarta, menggelar sesi book talk di Lantai 27, Kedutaan Besar India, Gama Tower, Jakarta pada Kamis (22/10) lalu. Acara dibuka oleh Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, dan menghadirkan dua penulis terkemuka: William Dalrymple, penulis The Golden Road serta Harald van der Linde, penulis Majapahit. Kegiatan ini mempertemukan komunitas diplomatik, akademisi, pelaku budaya, dan masyarakat untuk memperkuat dialog kebudayaan India-Indonesia serta menyoroti kembali hubungan historis dan arus pertukaran budaya yang telah menghubungkan India dan indonesia selama berabad-abad.
Diskusi diawali dengan pemaparan yang disampaikan oleh Harald van der linde, ia menautkan Sriwijaya dan Majapahit—termasuk figur seperti Kertanegara—seraya menjelaskan bagaimana kekuatan maritim dan jaringan dagang membentuk suatu kawasan. Ia mengisahkan peran Wurare sebagai simpul simbolik persatuan wilayah, termasuk seremoni 21 November 1289, serta dinamika yang berujung pada perebutan kekuasaan dan terbentuknya Majapahit. Ia juga menyinggung masa kemunduran Majapahit menjelang abad ke-15, serta menjelaskan bagaimana peristiwa pada tahun 1527 berkaitan dengan berdirinya Jayakarta, yang kemudian menjadi cikal-bakal Jakarta. Dalam pemaparannya, Harald menekankan bahwa sejarah Majapahit perlu dipahami melalui narasi yang hidup dan dekat dengan pembaca, Harald menekankan pentingnya menyampaikan sejarah melalui cerita agar mudah dihayati publik—menghindari hafalan nama dan tanggal yang membuat banyak orang menjauh dari pelajaran sejarah di bangku sekolah. Ia menyatakan perlunya “melihat fakta, sekaligus membangun cerita” agar pembaca bisa lebih tertarik dengan sejarah yang dibawakan.
Sebagai pembicara utama, William Dalrymple kemudian mengulas gagasan “Jalur Sutra” yang populer sekaligus membandingkannya dengan jaringan rute maritim yang menghubungkan India dan Asia Tenggara. William menegaskan bahwa jaringan maritim menjadi jalur utama penyebaran agama Buddha, arsitektur, sistem angka, hingga estetika seni dari India ke Asia Tenggara membentuk karakter budaya yang kini dianggap khas dari kawasan tersebut. Ia juga menampilkan contoh perbandingan arsitektur yang menunjukkan bagaimana elemen-elemen yang berakar dari India berkembang menjadi bentuk-bentuk baru yang khas Asia Tenggara.
Duta Besar Sandeep Chakravorty menyatakan kegembiraannya menjadi tuan rumah dialog yang memperkuat persahabatan India–Indonesia. Menurutnya, kolaborasi ini memperlihatkan bagaimana sejarah, budaya, dan diplomasi dapat saling memperkaya. Harald menambahkan bahwasannya jaringan perdagangan pada masa itu tidak hanya memindahkan rempah, tetapi juga ide, sistem kepercayaan, dan praktik budaya yang identitas kawasan. Dalrymple menekankan bahwa arus ide dari India ke Asia Tenggara, dari Buddhisme hingga sistem angka, terutama bergerak lewat laut dan turut membentuk ulang lanskap budaya regional.
Dialog ini menegaskan bahwa hubungan India–Indonesia tidak hanya bersifat historis, tetapi juga terus menjadi dasar penting bagi kolaborasi budaya, pendidikan, dan diplomasi di masa kini.
Artikel ini juga tayang di vritimes