Sunday, 17 Aug 2025

Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Inflasi Global

2 minutes reading
Saturday, 16 Aug 2025 22:38 1 Admin22

Harga minyak dunia memiliki pengaruh fundamental terhadap inflasi global. Sebagai input penting dalam energi dan transportasi, fluktuasi harga minyak tidak hanya memengaruhi harga langsung seperti bahan bakar, tetapi juga berdampak luas melalui biaya produksi dan distribusi. Ketika harga minyak naik, biaya logistik, manufaktur, hingga pertanian ikut meningkat, menciptakan tekanan inflasi yang menyebar ke seluruh perekonomian. 

Studi dari World Bank memperkirakan bahwa kejutan harga minyak menyumbang lebih dari 38% dari variasi inflasi global dalam beberapa dekade terakhir. Dalam skenario kenaikan harga minyak sebesar 10%, inflasi global bisa naik hingga 0,35% dalam jangka waktu satu tahun dan mencapai 0,55% dalam tiga tahun.

Baca Juga: Pengaruh Harga Minyak terhadap Inflasi Global

Kenaikan harga minyak juga berdampak secara tidak langsung—kenaikan biaya produksi dan transportasi secara keseluruhan mendorong kenaikan harga barang-barang konsumen dan jasa. Selain itu, ekspektasi inflasi turut meningkat, memperkuat tren harga naik. Inilah yang disebut second-round effects.

Namun, efek ini tidak selalu bertahan lama. Ekonomi modern telah menunjukkan ketahanan yang lebih baik terhadap lonjakan minyak—karena efisiensi energi meningkat dan diversifikasi pasokan energi telah berkembang. Hasilnya, meski price shocks masih memberi tekanan, dampaknya terhadap inflasi cenderung lebih cepat mereda dibandingkan masa sebelumnya.

Dampak Inflasi Tertunda

Bahkan setelah harga minyak mulai turun, sisa tekanan inflasi bisa tetap terasa—khususnya karena biaya input lebih tinggi yang telah tertanam. Ketika sektor manufaktur atau agrikultura menaikkan harga untuk menjaga margin keuntungan, konsumen merasakan dampaknya kemudian, menjadikan efek inflasi lebih lambat pulih.

Mulai Trading dengan Strategi yang Tersedia: Daftar di KVB
KVB menawarkan platform trading teregulasi dengan fitur analisis komoditas serta akses ke pasar global dalam kondisi volatil seperti ini.

Faktor Tambahan: Krisis Energi dan Dampaknya

Sejarah memperlihatkan bahwa krisis minyak dapat memperparah inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Misalnya, krisis minyak tahun 1973 dan 1979 memicu kenaikan harga minyak hingga empat kali lipat dan menciptakan stagflasi—kondisi inflasi tinggi sekaligus pertumbuhan ekonomi stagnan.

Dalam skenario geopolitik modern seperti ketegangan di Timur Tengah, lonjakan harga minyak meski hanya sementara dapat memicu kekhawatiran resesi global dan meningkatkan risiko inflasi. Data terkini menunjukkan potensi inflasi bisa naik hingga 1,7 poin persentase jika harga minyak melonjak di atas $100 per barel dalam jangka panjang.

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA