Saturday, 16 Aug 2025

Telkom Kembangkan AI untuk Pelestarian Budaya di Yogyakarta

3 minutes reading
Tuesday, 18 Mar 2025 01:13 53 Admin22

HALOTANGERANG – Telkom Indonesia, melalui IndigoHub Jogja, mengadakan Forum Kolaborasi Lintas Sektor di Yogyakarta untuk mengajak pelaku industri dan budayawan dalam mengembangkan kecerdasan buatan (AI) untuk pelestarian warisan budaya.

Dalam menghadapi tantangan pelestarian budaya di era digital, Telkom Indonesia menyelenggarakan Ecosystem Dialogue di Yogyakarta pada 27 Februari lalu. Acara ini bertujuan untuk menciptakan kolaborasi antara pelaku industri, budayawan, akademisi, dan pemerintah dalam mendorong inovasi AI yang inklusif dan berkelanjutan untuk melestarikan warisan budaya.

Pelestarian budaya sering kali terhambat oleh perkembangan zaman dan kurangnya akses generasi muda terhadap nilai-nilai tradisional. Dalam dialog ini, para ahli seperti Marcel Shevchenko (AI Expert dan CEO Arutala), Agus Noor (Cultural Expert dan Budayawan), serta Dr. R. Stevanus Christian Handoko S.Kom., MM (Ahli Pemerintahan dan Investasi serta anggota DPRD DIY) sepakat bahwa integrasi AI dapat membantu merekam dan merekonstruksi budaya secara digital agar tetap relevan. Mereka menekankan bahwa teknologi bukanlah pengganti budaya, melainkan alat untuk menghubungkan masa lalu dengan masa depan.

Lebih dari 40 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk industri teknologi, komunitas budaya, media, dan pemangku kebijakan, berkumpul dalam Ecosystem Dialogue yang diselenggarakan oleh Indigo Telkom. Acara ini menjadi platform kolaborasi untuk merumuskan solusi pemanfaatan teknologi sebagai penguat budaya secara berkelanjutan, menghindari pendekatan yang hanya mengikuti tren. Melalui diskusi panel, presentasi dari para ahli, dan sesi interaktif, peserta mengeksplorasi cara mengintegrasikan AI dalam merekam, menganalisis, dan merekonstruksi warisan budaya secara digital, sambil tetap mempertahankan esensi nilai budaya.

Dalam sesi diskusi, Jadid Purwaka Aji, Business Community Lead Indigo di Yogyakarta, menekankan pentingnya sinergi antara teknologi dan budaya. “Kami percaya bahwa kolaborasi antara kebudayaan dan teknologi dapat menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan dalam pelestarian budaya,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. R. Stevanus Christian Handoko menyoroti pentingnya regulasi dalam mendukung inovasi berbasis budaya. “Pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendukung perkembangan teknologi berbasis kebudayaan agar inovasi yang dihasilkan dapat berjalan secara berkelanjutan,” jelasnya. Pandangan ini menegaskan bahwa teknologi seharusnya digunakan untuk memperkuat pelestarian budaya secara berkelanjutan, bukan hanya mengikuti tren sesaat.

“Teknologi telah membuka peluang baru untuk melestarikan budaya. Melalui kolaborasi lintas sektor, kami melihat bagaimana generasi muda dapat belajar nilai-nilai tradisional secara interaktif, sementara pelaku seni mendapatkan akses pasar global untuk produk budaya mereka. Ke depannya, Indigo akan terus memperluas sinergi ini dan menjadikan Ecosystem Dialogue sebagai agenda tahunan untuk menciptakan dampak jangka panjang bagi masyarakat,” tegas Patricia Eugene Gasperz, Senior Manager Indigo.

Ecosystem Dialogue membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk melestarikan budaya sambil memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Melalui integrasi AI dan kearifan lokal, acara ini tidak hanya membantu masyarakat mengakses warisan budaya secara digital, seperti tradisi lisan, seni pertunjukan, dan bahasa daerah, tetapi juga menciptakan peluang baru dalam pendidikan dan ekonomi kreatif. Teknologi interaktif dapat digunakan untuk mengajarkan generasi muda tentang nilai-nilai budaya dengan cara yang menarik, sementara digitalisasi produk budaya seperti kriya dan musik tradisional membuka peluang pasar global bagi pelaku seni. Dengan demikian, acara ini memberdayakan masyarakat untuk tetap terhubung dengan identitas budaya mereka, sekaligus meningkatkan kesejahteraan melalui inovasi teknologi.

Indigo berharap Ecosystem Dialogue menjadi langkah awal menuju komitmen jangka panjang dalam membangun ekosistem digital yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Ke depannya, Indigo ingin memperluas kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat inovasi teknologi berbasis budaya, serta mendorong regulasi yang mendukung pengembangan ekosistem kreatif berbasis kearifan lokal. Indigo juga bertekad menjadikan Ecosystem Dialogue sebagai agenda tahunan yang konsisten menghasilkan solusi konkret, baik dalam bentuk prototipe teknologi budaya maupun rekomendasi kebijakan yang berdampak luas. Dengan upaya ini, Indigo berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian budaya, penguatan ekonomi lokal, dan kemajuan bangsa melalui teknologi yang berkelanjutan. (*)

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA