HALOTANGERANG – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Mimika berkomitmen untuk memberantas praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) melalui upaya transparansi, edukasi antikorupsi, dan gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK). Langkah ini diharapkan dapat membangun masyarakat yang jujur dan berintegritas.
Dalam upayanya, TP-PKK Mimika, yang dipimpin oleh Pejabat Ketua Prisilia P. Tangdilitin, menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap program yang dijalankan. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen TP-PKK dalam mengatasi budaya KKN yang telah mengakar di Indonesia.
TP-PKK Mimika bertekad untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam proses Supervisi, Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (SMEP) program-program yang dilaksanakan, terutama dalam penggunaan anggaran yang bersumber dari APBN, APBD, APBDes, serta sumbangan masyarakat dan sumber sah lainnya.
“Kami telah mengembangkan sistem pelaporan yang sederhana namun akuntabel dan transparan di TP-PKK, yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi organisasi lain yang juga menerima dana dari negara atau hibah swasta,” ungkap Prisilia kepada wartawan, seperti yang dilansir oleh Pantau pada Senin, (17/3/2025).
Dengan adanya sistem ini, masyarakat di Mimika diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam mencegah dan melaporkan potensi penyalahgunaan wewenang di berbagai sektor pelayanan publik.
Prisilia, yang juga merupakan istri Direktur Pendidikan dan Pencegahan KPK RI, meyakini bahwa integritas dalam kepemimpinan akan membawa berkah dalam kehidupan. Ia mengutip Mazmur 37:25, yang mengingatkan bahwa Tuhan akan selalu menjaga dan memberkati orang-orang yang hidup dalam kebenaran.
Sejalan dengan sistem pelaporan yang telah diterapkan, TP-PKK juga berupaya memperkuat mental dan spiritual antikorupsi di kalangan anggotanya, terutama di kalangan perempuan di Mimika. Anggota PKK, yang mayoritas terdiri dari perempuan tangguh, diharapkan dapat menjadi teladan dalam integritas dan perilaku antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.
“Peran sentral perempuan dalam mendidik dan membesarkan anak sangat penting untuk menciptakan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan berkarakter kuat dalam menjaga moral dan nilai-nilai kejujuran,” tambah Prisilia.
Nilai-nilai spiritual dan kejujuran yang ditanamkan sejak dini oleh perempuan diharapkan dapat membentuk karakter anak-anak di Mimika menjadi pribadi yang sederhana dan antikorupsi. Generasi muda yang lahir dari lingkungan yang mendukung nilai-nilai ini diharapkan dapat menciptakan budaya baru yang menjunjung tinggi kejujuran.
Namun, Prisilia juga mengakui bahwa masih ada beberapa oknum perempuan yang terlibat dalam praktik korupsi. Oleh karena itu, ia mengajak semua perempuan di Mimika untuk bergabung sebagai agen SPAK yang diinisiasi oleh KPK RI.
Agen-agen SPAK berasal dari berbagai latar belakang, termasuk ibu rumah tangga, buruh, aktivis, guru, serta perempuan yang bekerja di pemerintahan dan swasta. Mereka diharapkan dapat menularkan budaya antikorupsi dan perilaku jujur dari diri sendiri ke keluarga dan lingkungan sekitar.
“Jika budaya antikorupsi yang kaya akan nilai-nilai kejujuran dapat tumbuh subur di Mimika, kita semua pasti tidak akan lagi menyaksikan kondisi masyarakat yang hidup di atas kekayaan namun masih mengalami kesulitan,” tutupnya. (*)
Artikel ini juga tayang di vritimes