Friday, 30 May 2025

Presiden Direktur Sampoerna di Harvard Business School: Kolaborasi Global untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

5 minutes reading
Thursday, 20 Mar 2025 10:06 32 Admin22

HALOTANGERANG – Ivan Cahyadi, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), menjelaskan strategi perusahaan untuk tetap relevan, kompetitif, dan berkelanjutan. Sebagai perusahaan yang telah beroperasi lebih dari 111 tahun di Indonesia, Sampoerna berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dalam ekosistem bisnis, tumbuh bersama Indonesia, dan menjadi salah satu pilar ekonomi nasional.

Dalam acara Asia Business Conference 2025 di Harvard Business School yang mengusung tema “Asian Ascendant: Shaping Tomorrow’s Global Economy,” Ivan berbagi bahwa Sampoerna, yang merupakan afiliasi Philip Morris International (PMI), mengadopsi standar global sambil tetap berpegang pada Falsafah Tiga Tangan yang telah menjadi pedoman perusahaan sejak 1913.

“Saya sangat bangga bahwa Sampoerna terus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi individu, organisasi, dan negara,” ungkap Ivan.

Sampoerna, yang awalnya merupakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Surabaya, telah menjadi bagian dari PMI sejak 2005. Ivan menekankan bahwa Falsafah Tiga Tangan perusahaan berfokus pada penciptaan nilai bagi semua pemangku kepentingan, termasuk konsumen dewasa, karyawan, mitra bisnis, pemegang saham, dan masyarakat luas.

“Saya telah menyaksikan bagaimana nilai-nilai bisnis global dapat bersinergi dengan Falsafah Tiga Tangan Sampoerna, menciptakan harmoni yang mendukung perjalanan saya sebagai Presiden Direktur,” tambahnya.

Sampoerna juga dikenal sebagai penghasil talenta yang handal, dengan banyak karyawan yang berperan di berbagai afiliasi PMI di seluruh dunia. PMI dan Sampoerna menempatkan karyawan sebagai pemangku kepentingan utama dan pendorong pertumbuhan bisnis. Perusahaan menerapkan sistem meritokrasi yang memberikan kesempatan yang setara bagi semua individu untuk berkembang.

Saat ini, sekitar 70 karyawan Sampoerna sedang menjalani penugasan internasional di berbagai afiliasi PMI, memegang posisi penting di negara-negara seperti Swiss, Amerika Serikat, Meksiko, Filipina, Mesir, dan Dubai.

Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Dalam kerangka Falsafah Tiga Tangan, Sampoerna terus meningkatkan kolaborasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Perusahaan mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitasnya melalui program “Sampoerna untuk Indonesia,” yang berfokus pada aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola.

Sampoerna dan PMI berinvestasi secara berkelanjutan, melakukan hilirisasi, inovasi, penyerapan tenaga kerja, pengembangan SDM, ekspor, dan penciptaan nilai tambah untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 8%.

Industri tembakau di Indonesia menjadi contoh sukses dari hilirisasi, yang terlihat dari seluruh rantai pasok bisnis Sampoerna, mulai dari hulu hingga hilir. Di hulu, Sampoerna bekerja sama dengan lebih dari 22.000 petani tembakau dan cengkih lokal untuk memastikan kualitas bahan baku. Di hilir, perusahaan menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 90.000 karyawan di 9 fasilitas produksi dan 43 Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang tersebar di Pulau Jawa, serta bermitra dengan lebih dari 1,5 juta peritel di seluruh Indonesia.

Ekosistem yang kuat ini didukung oleh investasi PMI yang telah mencapai lebih dari US$6,4 miliar sejak 2005. Sampoerna juga mengekspor produk ke lebih dari 30 pasar di Asia Pasifik, termasuk produk tembakau inovatif bebas asap seperti IQOS/TEREA.

Sampoerna memastikan bahwa produk tembakau hanya dipasarkan kepada konsumen dewasa yang memilih untuk menggunakan produk tersebut. Perusahaan terus meningkatkan kesadaran publik mengenai larangan penjualan produk tembakau kepada anak di bawah umur 21 tahun.

Saat ini, Sampoerna bekerja sama dengan 1,5 juta mitra peritel dan telah memberikan edukasi kepada mereka melalui surat edaran serta materi pencegahan akses anak terhadap produk tembakau di toko-toko.

Sampoerna juga berkomitmen untuk berkontribusi kepada masyarakat, termasuk mendukung UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Melalui program “Sampoerna untuk Indonesia,” perusahaan memberdayakan UMKM, termasuk toko kelontong.

Program pemberdayaan UMKM dijalankan melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), sementara pendampingan bagi UMKM toko kelontong dilakukan melalui Sampoerna Retail Community (SRC). SETC, yang telah beroperasi sejak 2007, telah memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas kepada UMKM di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 97.000 UMKM yang telah mendapatkan manfaat dari program ini. Beberapa di antaranya bahkan berhasil melakukan ekspor berkat program business matching yang diadakan bersama Kadin Indonesia.

Sementara itu, SRC yang telah beroperasi sejak 2008, telah mendampingi lebih dari 250.000 UMKM di seluruh Indonesia. Anggota SRC mendapatkan akses ke berbagai program pemberdayaan yang mencakup edukasi, pengelolaan keuangan, pengembangan bisnis, dan digitalisasi melalui platform AYO by SRC. Setiap toko SRC juga memiliki Pojok Lokal yang mempromosikan produk UMKM setempat, membantu mereka dalam memasarkan produk secara lebih efektif.

Sekitar 90% anggota SRC telah berhasil mengadopsi digitalisasi, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi operasional mereka. Ekosistem digital AYO by SRC telah memfasilitasi transaksi lebih dari US$1 miliar dengan 11,5 juta transaksi. Menurut riset Kompas Gramedia Media tahun 2023, SRC telah berkontribusi sebesar US$14,5 miliar per tahun terhadap perekonomian nasional, setara dengan 11,4% dari PDB ritel nasional pada tahun 2022.

Dengan berbagai inisiatif ini, Sampoerna tidak hanya berfokus pada pertumbuhan bisnisnya sendiri, tetapi juga berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Melalui kolaborasi yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan, Sampoerna berupaya menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan ekonomi nasional. UMKM di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 97.000 UMKM yang telah mendapatkan manfaat dari program ini. Beberapa di antaranya bahkan berhasil melakukan ekspor berkat program business matching yang diadakan bersama Kadin Indonesia.

Sementara itu, SRC yang telah beroperasi sejak 2008, telah mendampingi lebih dari 250.000 UMKM di seluruh Indonesia. Anggota SRC mendapatkan akses ke berbagai program pemberdayaan yang mencakup edukasi, pengelolaan keuangan, pengembangan bisnis, dan digitalisasi melalui platform AYO by SRC. Setiap toko SRC juga memiliki Pojok Lokal yang mempromosikan produk UMKM setempat, membantu mereka dalam memasarkan produk secara lebih efektif.

Sekitar 90% anggota SRC telah berhasil mengadopsi digitalisasi, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi operasional mereka. Ekosistem digital AYO by SRC telah memfasilitasi transaksi lebih dari US$1 miliar dengan 11,5 juta transaksi. Menurut riset Kompas Gramedia Media tahun 2023, SRC telah berkontribusi sebesar US$14,5 miliar per tahun terhadap perekonomian nasional, setara dengan 11,4% dari PDB ritel nasional pada tahun 2022.

Dengan berbagai inisiatif ini, Sampoerna tidak hanya berfokus pada pertumbuhan bisnisnya sendiri, tetapi juga berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Melalui kolaborasi yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan, Sampoerna berupaya menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan ekonomi nasional. (*)

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA